Aku di sini dan kau disana
Hanya berjumpa via suara
Namun kuslalu menunggu saat
kita akan berjumpa
Meski kau kini jauh disana
Kita memandang langit yang
sama
Jauh dimata namun dekat
dihati
(Dekat di hati – RAN)
17 tahun 5 bulan sudah saya
tinggal di Bogor. Kota yang saat ini jadi tempat tinggal dan menjalani hidup
ini bersama keluarga kecil saya.
Sungguh tak pernah saya
menyangka akan tinggal di kota ini.
17 tahun yang lalu, saya
memilih untuk meneruskan studi di sini, saat itu yang ada di fikiran saya hanya
mencari tempat kuliah yang cepat lulus dan gampang nyari kerja, dan saya
tinggalkan hasil UMPTN saya yang kebetulan diterima di Farmasi UGM
Awal tinggal di Bogor, tidak
terlalu berat karena mungkin sudah biasa kos waktu SMA, dan alhamdulillah saya
mendapat tempat kost yang enak dan kondusif.
Time Flies so fast...
Kuliah, lulus, kerja sambil
kuliah lagi, dan akhirnya menikah dan punya anak di kota ini.
Dalam setahun saya tetep
melakukan ritual pulang kampung minimal 2 kali, bertemu kedua orang tua, kakak,
adik-adik, ponakan dan semua saudara yang saya sangat sayangi.
Dari 5 bersaudara, sayalah
sendiri yang tinggal paling jauh dari orang tua, Kakak dan 2 adik saya yang
sudah berkeluarga mendapat pasangan masih satu daerah, satu kelurahan malah,
jadi bisa tinggal di dekat orang tua. Kadang-kadang saya iri dengan mereka,
bisa melihat dan berbakti kepada bapak dan ibu setiap hari, tanpa ada halangan
jarak ratusan kilometer maupun waktu puluhan jam untuk sekedar melepas rindu.
Tapi hidup adalah pilihan,
inilah pilihan saya yang bisa menempa saya untuk lebih mandiri.
Apalagi sekarang jarak sudah
bukan masalah lagi. Apalagi teknologi sudah makin maju.
Tiap hari kami bisa menyapa
lewat grup watsapp, bahkan pamer masakan yang barusan saya masakpun bisa.
Mengirim kabar dan poto saat itupun bisa dilakukan.
Kadang adik saya nyindir, ”Ngopo
mbak, sedih ra isoh ngumpul?? Lah piye, paling adoh sih,,,”
Saya hanya menjawab : ” Lah
ngopo ndadak sedih :P...”
Padahal dalam hati sih
kadang sedih juga, hahaha,,,
Tapi ya sudahlah.
Hidup ini kan pilihan, dan
saya sudah memilih, tinggal mempertanggung jawabkan pilihan saya ini nanti di
hadapan Gusti Alloh, Klo kata orang hidup ini perjuangan, baiklah,,, saya akan
terus berjuang, setidaknya jadi pahlawan untuk diri saya sendiri dan keluarga
saya,
Abil, Kak Rafli, Hanan, Kak Fiyan |
” Ya Alloh, ampunilah aku
dan ibu bapakku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku saat aku
kecil...”