Translate

Tampilkan postingan dengan label pengalaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengalaman. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 Februari 2015

Smart Parents for Healthy Children

Menjadi orang tua adalah “profesi” seumur hidup dan sepanjang masa. Tidak ada sekolahnya untuk profesi orang tau maupun calon orang tua. Yang bisa kita lakukan hanyalah belajar dan terus belajar dan berusaha menjadi orang tua yang baik.

Karena waktu berjalan maju dan tidak pernah mundur maupun kembali, dan hidup bukanlah film atau teater. Tidak ada latihan dan tidak ada pengulangan apabila terjadi kesalahan.

Dulu, sebagai orang tua baru, saya pernah mengalami rasa takut, khawatir dan nervous saat menghadapi anak yang sakit, tantrum dan sebagainya. Kita semua paham, anak apalagi di usianya yang masih balita biasanya cukup rentan dengan berbagai gangguan dan penyakit ”langganan” anak.

Saat itu sebagai orang tua yang masih belajar, saya hanya bisa berusaha mencari tau penanganan kesehatan anak yang menurut saya paling sreg dan rasional. Bergabung dengan milist parenting salah satunya.

Banyak ilmu dan pengalaman yang kadang tidak tertulis di buku manapun dan sangat bermanfaat dari hasil diskusi bersama para smart parents

Ada satu buku yang bisa dibilang saya pergunakan sebagai panduan (primbon) saat terjadi keluhan kesehatan pada anak-anak.

“Smart Parents for Healthy Children”


Buku ini berisi Tanya jawab tentang penyakit langganan anak, diskusi tentang apa dan bagaimana menanganinya secara rasional dan dibimbing langsung oleh dokter Purnamawati, SpAK, MMPed








Saya akan meresensikan isinya di artikel selanjutnya.

Dari buku ini sedikit banyak saya belajar untuk selalu tenang dan tidak panic saat anak-anak sakit. Karena kebanyakan penyakit langganan anak seperti Demam, batuk pilek, kelainan kulit dan lainnya disebabkan oleh virus dan obat yang paling manjur adalah meningkatkan daya tahan tubuh si anak sendiri. Jadi tanpa menggempurnya dengan segala obat maupun anti biotik yang belum tentu menyembuhkan.


Pada akhirnya, kita tidak pernah bisa menjamin anak yang kita besarkan bisa “sempurna” Namun dengan pengalaman, ilmu dan kasih sayang yang kita berikan, kita dapat mengantarkan mereka ke gerbang kehidupan nyata dan luas tanpa dipenuhi rasa takut dan khawatir.

Rabu, 28 Januari 2015

Sampaikah kita di sana

Saat aku lanjut usia...
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi

Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu
Hingga kau tertidur pulas

Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain...

(Sheila on 7)

Hari itu, saya dan si kecil pergi ke Ramayana, dan hanya berdua saja.  waktu sudah menunjukkan jam 1 siang. Setelah mencari barang yang diinginkan, seperti biasa, Abil minta mampir ke CFC.
Karena jam makan siang sudah lewat, suasana disana cukup sepi, hanya ada 3 orang pelayan dan kami berdua. Setelah memesan makanan, saya dan Abil duduk makan sambil bercerita karena memang hobbi saya bercerita.

Tak lama, sepasang suami istri masuk memesan makanan. Saya taksir umurnya sekitar 50 tahunan. Seumuran orang tua saya lah.
Tidak ada yang istimewa dari mereka pada awalnya, sampai saat saya dan pelayan restoran itu melihat ke arah mereka dan kami semua tersenyum. Rupanya mereka memesan paket Kid fun yang biasanya untuk anak-anak. Dalam paket tersebut biasanya berhadiah mainan dan karena minggu itu film yang lagi rame di bioskop adalah Night at the Museum, hadiah yang ditawarkan sebagai pilihan adalah teropong dan kaca mata. Si bapak memilih hadiah kaca mata berwarna pink dan dipakai sepanjang mereka makan. Si Bapak berselfie ria lengkap dengan kacamatanya, kemudian memperlihatkan hasil jepretannya ke sang istri.
Keduanya pun tertawa gembira
Bahagia sekali melihatnya. Saya bisa ikut merasakan aura kebahagiaan pasangan itu.

Ternyata tidak sulit untuk menciptakan kebahagiaan, kadang-kadang kita perlu melakukan hal-hal yang tidak biasa. Kadang-kadang bertingkah kekanakan dan konyol bisa lebih mengakrabkan pasangan, setidaknya menghindari kejenuhan dari seputar kerja dan urusan rumah tangga.

Mudah-mudahan saya bisa sampai pada masa itu, tumbuh dewasa dan tua bersama suami dan anak-anak saya.