Translate

Sabtu, 14 Maret 2015

Sentul Paradise Park

Ternyata ada beberapa spot wisata liburan di Bogor dan sekitarnya yang bisa banget jadi alternative menghabiskan akhir pekan selain ke mall.

Kali ini kami menghabiskan hari minggu bersama temen-temen seruangan di kantor ke sebuah air terjun di daerah sentul. Ya... Sentul Paradise Park, atau lebih dikenal oleh  warga sekitar dengan nama Air terjun/Curug Bidadari.

Perjalanan ke sana tidaklah sulit. Daan yang lebih menyenangkan lagi, treknya yang naik turun pegunungan, adem dan bebas macet.

Dari Bogor kami langsung masuk BORR, keluar sentul, terus ke arah Jungleland. Dari rencana ngumpul di kantor, akhirnya tanpa sengaja kami berkumpul di depan Giant Sentul. Setelah rombongan komplit sekitar jam 9 pagi perjalanan berlanjut. Patokan jalan menuju ke sanapun tidak terlalu sulit. Setelah melewati  Taman budaya Sentul yang berada di kanan jalan, ada Plang ”La Vanoise” belok kanan.  Terus aja sampai sekitar kurang lebih 25 menit perjalanan, jalannya pun sudah cukup bagus, jalan beraspal, berkelok, naik turun pegunungan. Adeeem deh pokoknya, didukung cuaca yang mendung dan berkabut. Sebenernya sempet khawatir juga kalau hujan jadi tidak bisa menikmati.

Setelah itu ada plang lagi Sentul Paradise Park belok kiri. Dari sini mulai jalan berbatu, kurang lebih 10 menit sampailah kami di Gerbang Loket ”Sentul Paradise Park”
Baru Nyampe

Untuk biaya masuk:
Hari Biasa             : 25.000/orang
Sabtu/Minggu   : 30.000/orang
Hari Spesial         : 40.000/orang
Mobil (parkir)    : 10.000/mobil



Jembatan menuju air terjun

Begitu sampai disana, kabut turun dan hujanpun turun lumayan deras. Kami menyewa 2 saung untuk berkumpul. Harga sewa saung 50.000/saung/2 jam.



Ngumpul di saung
 Sambil menunggu hujan reda, kami habiskan dengan ngemil dan ngobrol. 

Pemandangan dari saung

Jam 10 pagi hujan mulai reda, kami mulai menikmati semua yang ada di sana.

Ada Air terjun yang wowww, segeeerrr, ada kolam juga buat anak-anak. Di Kolam disediakan penyewaan kapal-kapal kecil dan ban besar. Anak-anak keliatan seneng banget menikmati liburannya.
Bbbbrrrr....Segeeerrrr...

Naik bil, Hup...!!!
 Jam 12, satu persatu mulai ganti baju. Ada beberapa tempat ganti baju maupun toilet yang lumayan bersih. Musholapun cukup bagus dengan bangunan dari bilik kayu.


SCM Corridor Team

Mau pulang... Daaa...

Acara dilanjutkan cucurag (makan siang bersama), ramah tamah dan pulang.

Mudah-mudahan silaturrahmi saya dengan temen-temen dan keluarga disini makin erat. 

See you in next trip… 

Kamis, 26 Februari 2015

Si Teteh

Cekot-cekot itu adalah saat hidup lagi tenang, stabil, tiba-tiba si Teteh (Asisten Rumah Tangga) minta ijin mau menikah. Di satu sisi saya turut bahagia, tapi di sisi lain sedih juga. Apalagi untuk mencari ART di jaman sekarang ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ditambah lagi teteh yang sekarang ini bisa dibilang paling baik dan bagus sepanjang saya punya “rewang”. Jago beres-beres, rajin dan yang paling penting pinter “nyratenin” anak-anak, jadi teman yang baik buat anak-anak di rumah.

Mungkin bagi temen-teman yang FTM (Full Time Mom) tidak terlalu bermasalah dengan tidak adanya ART, tapi untuk saya yang ibu rumah tangga dan bekerja, kehadiran teteh ini bisa dibilang sebagai mitra/partner penstabil rumah tangga. Mungkin memang dia tidak wajib ada seperti layaknya “emulsifier” pada proses pembuatan kue, tapi dengan keberadannya, banyak sekali hal yang sangat terbantu.

Saya termasuk yang jarang sekali ganti ART. Biasanya mereka “ikut” saya lebih dari setahun, bahkan ada yang sampai 5 tahun, Rata-rata alasan berhenti bekerja karena menikah. Mereka sudah jadi bagian dari keluarga kecil kami. Tidak ada gading yang tak retak, begitupun ART, tidak ada yang sempurna. Biasanya saya masih toleransi kalau kerjaan mereka kurang rapi, kurang bersih atau kurang rajin, selama masih bisa diberi tau untuk diperbaiki, yang penting bisa jadi teman yang baik untuk anak-anak di rumah. Membantu membuat anak-anak nyaman di rumah selama ditinggal orang tua.

Senyum malaikat-malaikatku
Fenomena ART ini termasuk fenomena unik yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Untuk ibu yang bekerja seperti saya, sebenarnya ada beberapa alternatif yang dapat di ambil :
  • Menitipkan anak ke tempat penitipan anak, biasanya berlaku untuk bayi sampai balita. Untuk point ini tidak saya pilih, karena suami maunya ada ART yang stand by di rumah, jadi ketika kita pergi, kondisi rumah tidak dalam keadaan kosong. Karena sekarang anak-anak saya sudah sekolah, saya pilihkan sekolah yang full day, jadi waktu lebih banyak dihabiskan di sekolah.
  • Menitipkan anak ke orang tua atau mertua. Menurut saya, pilihan ini yang paling ideal, karena anak selalu dalam pengasuhan dan pengawasan eyangnya. Walaupun kadang banyak juga konflik karena perbedaan pola asuh dulu dan sekarang. Untuk pilihan ini tidak saya pilih juga karena baik ortu maupun mertua tempat tinggalnya jauh, hiks...
  • Menitipkan ke ART dan ini yang jadi pilihan saya dengan segala plus dan minusnya. Dan tidak lupa selalu pasrah dan menitipkan semuanya pada yang punya kehidupan, Gusti Alloh yang Maha Penyayang.

Jangan lupa, ART itu hanya berperan sebagai mitra saja, jadi tetap tugas dan tanggung jawab mengurus keluarga ada di tangan kita. Menjadi Istri, ibu, guru, manager keuangan, koki, tukang ojeg, tempat konseling dan sederet jabatan-jabatan lain yang luar biasa mulia, dan pekerjaan lain di kantor maupun di masyarakat.

Begitulah peran ibu yang multi fungsi. Semoga Gusti Alloh selalu memberi kesehatan kepada seluruh ibu di dunia ini dalam menjalani tugas mulianya.


Lets try to be a better mom...